Dia duduk disudut sana. Sendiri, hanya bertemankan sebuah ponsel. Bagaimana aku harus memulai? Apakah hanya diam seperti ini itu cukup untuk mengenalnya lebih jauh? Pertanyaan itu selalu menghampiriku seraya mataku sesekali meliriknya .
Kapten basket, gitaris disebuah band sekolah, masuk didalam 50 kategori anak pintar disekolah, cakep, tajir, populer dan terlahir dari keluarga terpandang. Apa yang kurang darinya? Pantas saja, bukan hanya aku yang mengaguminya. Bukan hanya aku yang menjadi Secret Admirer-nya, ingin rasanya aku berteriak "GALIH, AKU MENYUKAIMU, AKU MENGAGUMIMU. BAHKAN LEBIH DARI ITU SEMUA"
"Ngelamunin apa sih Sendy?" Ucap temanku yang tanpaku tau datangnya darimana.
"Itu tuh" Aku menunduk dan bibirku sengaja ku majukan menunjuk seseorang yang aku maksud.
"Oh, Prince Mimpimu?" Julukan yang aku beri pada Kak Galih
"Iya Mel, siapa lagi kalo bukan 'PRINCE MIMPIKU'. Cuma dia yang slalu menganggu otakku" Ucapku kesal. "Mel, kamu mau gak bantu aku?" lanjutku lagi dan bertanya padanya
"Bantu apa sih Sendy, pasti aku bantu kok" Ucapnya dengan senyum khas Melody.
"Bantuin aku dong untuk deket sama Kak Galih, Kamu kan deket sama Kak Galih. Bantuin aku yah Mel? Please . . ." Rayuku pada sahabatku yang cantik jelita ini. Dia juga sama-sama terkenalnya disekolah sama seperti Kak Galih yang aku sangat kagumi.
"Bantuin aku dong untuk deket sama Kak Galih, Kamu kan deket sama Kak Galih. Bantuin aku yah Mel? Please . . ." Rayuku pada sahabatku yang cantik jelita ini. Dia juga sama-sama terkenalnya disekolah sama seperti Kak Galih.
"Gini loh Sendy, Bukannya . . .” Belum selesai permbicaraan Melody aku langsung saja memotong pembicaraannya.
"Bukannya apa? Kamu pasti mau bantuin aku kan? Ayolah Mel. Yayaya?" Pintaku.
"Okelah" Dijawabnya dengan sedikit keraguan yang dapat ku lihat dari bola mata Melody. Tapi aku tak menghiraukan itu, yang jelas aku sudah mempunyai langkah untuk ngedeketin Kak Galih.
Dari nomor Handphone, Hoby, Nama Facebook dan Twitter. Lama-lama aku dapatkan semuanya dari bantuan Melody. Hanya cukup satu hari saja Melody bisa mendapatkan itu. Sedikit ada yang mengganjal dihati, tapi tak ku hiraukan. Yang penting, sedikit-sedikit aku sudah bisa mendapatkan informasi pribadinya lewat Facebook atau Twitter-nya.
"Sendy? Gimana misimu. Lancarkah?" Ucap Melody sahabatku dan mendekati aku yang ada di taman.
"Sepertinya Kak Galih udah punya Pacar deh Mel" Ucapku lirih.
Entah kenapa, semenjak aku meminta bantuannya untuk mendapatkan informasi tentang Kak Galih akhir-akhir ini kurasa sifat Melody berubah drastis
"Ya udahlah Sendy, lupain aja 'PRINCE MIMPIMU' itu. Lagian dia juga gak kenal kan sama kamu? " Ucap Melody dengan nada terputus-putus.
"Aku rasa saranmu bener banget Mel, cinta sepihakku dengan 'PRINCE MIMPIKU' cukup sampai disini. Dia gak tau akan diriku, dia juga mungkin gak mengenalku walau kita satu sekolah. Aku gak sepopuler kamu Mel" Ucapku pada sesosok sahabatku yang aku anggap beruntunglah bisa berteman dengannya..
"Gak segitunya juga kali Sendy” ia menghiburku.
***
Tanpa ku sengaja ku melihat pesan dari Kak Galih diHandphone-nya Melody. Sedekat itukah Melody dengan kak Galih? Tapi aku yakin, itu nomor Handphone kak Galih yang Melody kasih keaku kemarin.
Rasa penasaranku semakin memuncak. Aku bermain kerumah Melody yang bisa dibilang rumahnya cukup mewah dibanding dengan rumahku.
Tanpa sengaja ku ambil Handphone Melody yang sedari tadi berdering. Karna Melody sedang berada dikamar mandi.
"Melody ada SMS!!" Teriakku dari kamar Tidur Melody yang sebelahan dengan Kamar Mandinya
"Biarin aja Sen, palingan SMS nyasar" Ucapnya menjawab pertanyaanku.
Dan Handphone Melody kembali berdering lagi, mungkin ini pesan penting. Tanpa ku sengaja ku buka 3 SMS yang semua berisikan sama
"Jangan lupa Nanti malam (Galih)" Nafasku hampir berhenti saat membaca pesan itu. "Galih?" lagi-lagi aku tak percaya. Apakah yang dimaksud pesan tersebut adalah Galih Kartika Aji. Kakak kelas XII IPS 1 yang sering ku juluki sebagai 'PRINCE MIMPIKU' itu?
Apakah ini mimpi? Apakah ini namanya sahabat? Apakah ini pengkhianatan? Apakah semua ini terjadi seperti apa yang ku fikirkan selama ini? Batinku.
”Ah tidak mungkin, ini pasti ada sesuatu!” gumamku.
Tiba-tiba Melody keluar dari kamar mandinya, aku langsung cepat-cepat mengembalikan Handphone-nya ketempat semula.
"Mel, itu tadi ada 3 SMS masuk?" Ucapku dengan raut wajah sewajar-wajarnya. Ku anggap tadi tidak pernah terjadi apa-apa, karna memang aku belum tau kebenarannya
"Apakah kau membaca SMSnya?" Tanya Melody dengan terkejut
"Nggak kok Mel, tadi aku kepencet tapi nggak aku baca kok" Ucapku dengan tersenyum seolah tak terjadi apa-apa. Aku gak ingin berprasangka buruk terhadap sababatku. Persabatan yang telah aku bangun selama 2 tahun semenjak aku SMP itu tak semestinya begitu saja bubar tanpa aku ketahui kepastiannya.
"Mel, aku pulang dulu yah" Ucapku meminta pamit kepada Melody.
"Loh kok cepet banget sih sen, kan kamu baru dateng?" Ucapnya heran
"Tadi Mama sms aku Mel, aku disuruh Mama pulang. Sampai ketemu besok disekolah yah Mel?" Ucapku seraya keluar dari Kamar Tidur Melody, dengan lambaian tangan Khas kami berdua.
Oh God! Apa benar Galih yang mengirim pesan tadi adalah Galih PRINCE MIMPIKU? Semua akan terjawab nanti malam, nanti malam aku harus kerumah Melody diam-diam dan melihat kejadian yang sebenarnya.
***
Jarum jam ditanganku telah menunjukkan kearah pukul 19.30. Mungkin kalo jam segini Kak Galih udah datang. Ku ambil kunci motor Mio J ku, dan aku langsung menuju kerumah Melody. Di malam ini rumahnya tampak terlihat sepi, kemana orangnya? Ku pencet bel yang terdapat disamping pintu rumah itu. Tak ada yang keluar. Kucoba pencet lagi. Dan keluar tante Enik, mamanya Melody.
"Malem tante. Ada Melody nya gak?" Tanyaku pada tante Enik seraya mencium tangannya
"Oh, nak Sendy nyariin Melody. Itu Melody ada digudang sama temennya" Ucap tante Enik seraya menunjuk kearah gudang "Kamu kesana aja gih. Melodynya ada disana kok. Apa perlu tante temenin?" Lanjutnya lagi
"Gak usa tante. Aku kesana sendiri aja kok" Ucapku
"Ya udah. Tapi kamu harus kesana yah? Jagain Melody, takutnya kenapa-kenapa disana" pintanya.
"Iya tante" Ucapku seraya meneruskan langkah ku menuju gudang yang dimaksud.
"Ngapain mereka digudang. Apa mungkin mereka? Aduh fikiran ku kok jadi gini sih" gerutu ku sedari tadi. Ocehanku berhenti saat aku didepan pintu. “Buka, Nggak, Buka, Nggak. Buka ajalah, aku ingin tau apa yang terjadi dibalik pintu ini” gumamku.
Ku buka pelan-pelan pintu gudang yang memang tak dikunci ini. "Waduh? Kok gelap ? Kemana Melody? Mungkin tante Eni salah gudang kali" Ucapku dan kembali berbelok untuk kembali bertanya ke tante Eni. Baru satu langkah ku berjalan, rasanya ada yang menarikku masuk kedalam gudang. Aku teriak histeris ketakutan.
Tiba-tiba lampu dinyalakan. Semua temanku terdapat disni Dan semuanya bernyanyi.
"Happy Birthday Sendy. Happy Birthday Sendy. Happy Birthday, Happy Birthday. Happy Birthday Sendy" Setelah semua bernyanyi mereka semua bertepuk tangan dan tiba-tiba dua buah tangan memegan erat kedua tanganku. Aku menoleh kearahnya, dan….
“Kak Galih??? Loh Kak Galih kok ada disini dan Kak Galih ada apa ini sebenarnya?"
Dan tiba-tiba Melody berteriak "CieCie Sendy, yang lagi pegangan tangan sama PRINCE MIMPINYA" Semuanya tertawa dan aku hanya malu menundukkan kepala seraya cengar cengir sedari tadi.
"Eh, semua. Kita tinggalin Sendy berduaan sama Kak Galih yuk?" Teriak Melody.
"Eh, Loh Mel. Kamu kok gitu sih. Jangan dong!" Ucapku.
"Yakin nih gak mau? Yakin gak mau ditinggal berdua sama PRINCE MIMPIMU. hahah" Ucap Kak Galih smabil tertawa.
"Kalo Iya bilang aja Iya sen, gak usa muna gitulah sama temen sendiri" Ucap Melody tertawa lebar dan seraya keluar bersama teman lainnya meninggalkan kami berdua.
"Happy Birthday Sendy" Ucap Kak Galih dan menyodorkan sebuah kado dan surat
"Makasih Kak. Apa kakak udah tau semuanya?" Tanyaku heran
"Tentu, Melody sudah menceritakan semuanya. Boleh kakak minta tolong untuk dibuka suratnya ?" Tanya Kak Galih
"Boleh kak" Ku Buka surat yang ada didalam Amplop berwarna merah hati itu. Mataku terbelalak melihat isi surat "MAUKAH KAMU MENJADI PACARKU, SENDY?"
Oh God, semua terasa mimpi. Ternyata Melody gak sejahat yang ada difikiranku. Aku terdiam sejenak.
"Kok gak Dijawab sen?" Tanya kak Galih
"Ini gak bohongan kan Kak?" Aku balik tanya ke Kak Galih. Tiba-tiba dia memegang erat tanganku kembali. Aku terkejut cuma hanya bisa diam..
“Apakah ini mimpi?” Tanyaku dalam hati.
"Masih bilang Kakak bohong? Harus berapa kali lagi Kakak memegang erat tanganmu supaya kamu percaya?" ujarnya.
"Eh, Loh kok gitu. Nggak kak aku percaya kok" jawabku.
"Terus?" Tanya Kak Galih lagi
"Aku mau jadi pacar Kakak" jawabku dengan agak sedikit malu-malu.
Aku bukanlah Secret Admirer nya lagi, Dia nyata untukku bukan sebagai pengagum rahasia lagi. Fikiranku terhadap Melody, harusnya aku gak berfikiran seperti itu. Harusnya aku berterima kasih kepadanya. Dia telah membuat aku dan Kak Galih jadian, dan dia yang udah membuat kejutan ini. "Terima kasih Melody kau adalah sahabat terbaikku" batinku dalam hati.
Kapten basket, gitaris disebuah band sekolah, masuk didalam 50 kategori anak pintar disekolah, cakep, tajir, populer dan terlahir dari keluarga terpandang. Apa yang kurang darinya? Pantas saja, bukan hanya aku yang mengaguminya. Bukan hanya aku yang menjadi Secret Admirer-nya, ingin rasanya aku berteriak "GALIH, AKU MENYUKAIMU, AKU MENGAGUMIMU. BAHKAN LEBIH DARI ITU SEMUA"
![]() |
foto by admin |
"Ngelamunin apa sih Sendy?" Ucap temanku yang tanpaku tau datangnya darimana.
"Itu tuh" Aku menunduk dan bibirku sengaja ku majukan menunjuk seseorang yang aku maksud.
"Oh, Prince Mimpimu?" Julukan yang aku beri pada Kak Galih
"Iya Mel, siapa lagi kalo bukan 'PRINCE MIMPIKU'. Cuma dia yang slalu menganggu otakku" Ucapku kesal. "Mel, kamu mau gak bantu aku?" lanjutku lagi dan bertanya padanya
"Bantu apa sih Sendy, pasti aku bantu kok" Ucapnya dengan senyum khas Melody.
"Bantuin aku dong untuk deket sama Kak Galih, Kamu kan deket sama Kak Galih. Bantuin aku yah Mel? Please . . ." Rayuku pada sahabatku yang cantik jelita ini. Dia juga sama-sama terkenalnya disekolah sama seperti Kak Galih yang aku sangat kagumi.
"Bantuin aku dong untuk deket sama Kak Galih, Kamu kan deket sama Kak Galih. Bantuin aku yah Mel? Please . . ." Rayuku pada sahabatku yang cantik jelita ini. Dia juga sama-sama terkenalnya disekolah sama seperti Kak Galih.
"Gini loh Sendy, Bukannya . . .” Belum selesai permbicaraan Melody aku langsung saja memotong pembicaraannya.
"Bukannya apa? Kamu pasti mau bantuin aku kan? Ayolah Mel. Yayaya?" Pintaku.
"Okelah" Dijawabnya dengan sedikit keraguan yang dapat ku lihat dari bola mata Melody. Tapi aku tak menghiraukan itu, yang jelas aku sudah mempunyai langkah untuk ngedeketin Kak Galih.
Dari nomor Handphone, Hoby, Nama Facebook dan Twitter. Lama-lama aku dapatkan semuanya dari bantuan Melody. Hanya cukup satu hari saja Melody bisa mendapatkan itu. Sedikit ada yang mengganjal dihati, tapi tak ku hiraukan. Yang penting, sedikit-sedikit aku sudah bisa mendapatkan informasi pribadinya lewat Facebook atau Twitter-nya.
"Sendy? Gimana misimu. Lancarkah?" Ucap Melody sahabatku dan mendekati aku yang ada di taman.
"Sepertinya Kak Galih udah punya Pacar deh Mel" Ucapku lirih.
Entah kenapa, semenjak aku meminta bantuannya untuk mendapatkan informasi tentang Kak Galih akhir-akhir ini kurasa sifat Melody berubah drastis
"Ya udahlah Sendy, lupain aja 'PRINCE MIMPIMU' itu. Lagian dia juga gak kenal kan sama kamu? " Ucap Melody dengan nada terputus-putus.
"Aku rasa saranmu bener banget Mel, cinta sepihakku dengan 'PRINCE MIMPIKU' cukup sampai disini. Dia gak tau akan diriku, dia juga mungkin gak mengenalku walau kita satu sekolah. Aku gak sepopuler kamu Mel" Ucapku pada sesosok sahabatku yang aku anggap beruntunglah bisa berteman dengannya..
"Gak segitunya juga kali Sendy” ia menghiburku.
***
Tanpa ku sengaja ku melihat pesan dari Kak Galih diHandphone-nya Melody. Sedekat itukah Melody dengan kak Galih? Tapi aku yakin, itu nomor Handphone kak Galih yang Melody kasih keaku kemarin.
Rasa penasaranku semakin memuncak. Aku bermain kerumah Melody yang bisa dibilang rumahnya cukup mewah dibanding dengan rumahku.
Tanpa sengaja ku ambil Handphone Melody yang sedari tadi berdering. Karna Melody sedang berada dikamar mandi.
"Melody ada SMS!!" Teriakku dari kamar Tidur Melody yang sebelahan dengan Kamar Mandinya
"Biarin aja Sen, palingan SMS nyasar" Ucapnya menjawab pertanyaanku.
Dan Handphone Melody kembali berdering lagi, mungkin ini pesan penting. Tanpa ku sengaja ku buka 3 SMS yang semua berisikan sama
"Jangan lupa Nanti malam (Galih)" Nafasku hampir berhenti saat membaca pesan itu. "Galih?" lagi-lagi aku tak percaya. Apakah yang dimaksud pesan tersebut adalah Galih Kartika Aji. Kakak kelas XII IPS 1 yang sering ku juluki sebagai 'PRINCE MIMPIKU' itu?
Apakah ini mimpi? Apakah ini namanya sahabat? Apakah ini pengkhianatan? Apakah semua ini terjadi seperti apa yang ku fikirkan selama ini? Batinku.
”Ah tidak mungkin, ini pasti ada sesuatu!” gumamku.
Tiba-tiba Melody keluar dari kamar mandinya, aku langsung cepat-cepat mengembalikan Handphone-nya ketempat semula.
"Mel, itu tadi ada 3 SMS masuk?" Ucapku dengan raut wajah sewajar-wajarnya. Ku anggap tadi tidak pernah terjadi apa-apa, karna memang aku belum tau kebenarannya
"Apakah kau membaca SMSnya?" Tanya Melody dengan terkejut
"Nggak kok Mel, tadi aku kepencet tapi nggak aku baca kok" Ucapku dengan tersenyum seolah tak terjadi apa-apa. Aku gak ingin berprasangka buruk terhadap sababatku. Persabatan yang telah aku bangun selama 2 tahun semenjak aku SMP itu tak semestinya begitu saja bubar tanpa aku ketahui kepastiannya.
"Mel, aku pulang dulu yah" Ucapku meminta pamit kepada Melody.
"Loh kok cepet banget sih sen, kan kamu baru dateng?" Ucapnya heran
"Tadi Mama sms aku Mel, aku disuruh Mama pulang. Sampai ketemu besok disekolah yah Mel?" Ucapku seraya keluar dari Kamar Tidur Melody, dengan lambaian tangan Khas kami berdua.
Oh God! Apa benar Galih yang mengirim pesan tadi adalah Galih PRINCE MIMPIKU? Semua akan terjawab nanti malam, nanti malam aku harus kerumah Melody diam-diam dan melihat kejadian yang sebenarnya.
***
Jarum jam ditanganku telah menunjukkan kearah pukul 19.30. Mungkin kalo jam segini Kak Galih udah datang. Ku ambil kunci motor Mio J ku, dan aku langsung menuju kerumah Melody. Di malam ini rumahnya tampak terlihat sepi, kemana orangnya? Ku pencet bel yang terdapat disamping pintu rumah itu. Tak ada yang keluar. Kucoba pencet lagi. Dan keluar tante Enik, mamanya Melody.
"Malem tante. Ada Melody nya gak?" Tanyaku pada tante Enik seraya mencium tangannya
"Oh, nak Sendy nyariin Melody. Itu Melody ada digudang sama temennya" Ucap tante Enik seraya menunjuk kearah gudang "Kamu kesana aja gih. Melodynya ada disana kok. Apa perlu tante temenin?" Lanjutnya lagi
"Gak usa tante. Aku kesana sendiri aja kok" Ucapku
"Ya udah. Tapi kamu harus kesana yah? Jagain Melody, takutnya kenapa-kenapa disana" pintanya.
"Iya tante" Ucapku seraya meneruskan langkah ku menuju gudang yang dimaksud.
"Ngapain mereka digudang. Apa mungkin mereka? Aduh fikiran ku kok jadi gini sih" gerutu ku sedari tadi. Ocehanku berhenti saat aku didepan pintu. “Buka, Nggak, Buka, Nggak. Buka ajalah, aku ingin tau apa yang terjadi dibalik pintu ini” gumamku.
Ku buka pelan-pelan pintu gudang yang memang tak dikunci ini. "Waduh? Kok gelap ? Kemana Melody? Mungkin tante Eni salah gudang kali" Ucapku dan kembali berbelok untuk kembali bertanya ke tante Eni. Baru satu langkah ku berjalan, rasanya ada yang menarikku masuk kedalam gudang. Aku teriak histeris ketakutan.
Tiba-tiba lampu dinyalakan. Semua temanku terdapat disni Dan semuanya bernyanyi.
"Happy Birthday Sendy. Happy Birthday Sendy. Happy Birthday, Happy Birthday. Happy Birthday Sendy" Setelah semua bernyanyi mereka semua bertepuk tangan dan tiba-tiba dua buah tangan memegan erat kedua tanganku. Aku menoleh kearahnya, dan….
“Kak Galih??? Loh Kak Galih kok ada disini dan Kak Galih ada apa ini sebenarnya?"
Dan tiba-tiba Melody berteriak "CieCie Sendy, yang lagi pegangan tangan sama PRINCE MIMPINYA" Semuanya tertawa dan aku hanya malu menundukkan kepala seraya cengar cengir sedari tadi.
"Eh, semua. Kita tinggalin Sendy berduaan sama Kak Galih yuk?" Teriak Melody.
"Eh, Loh Mel. Kamu kok gitu sih. Jangan dong!" Ucapku.
"Yakin nih gak mau? Yakin gak mau ditinggal berdua sama PRINCE MIMPIMU. hahah" Ucap Kak Galih smabil tertawa.
"Kalo Iya bilang aja Iya sen, gak usa muna gitulah sama temen sendiri" Ucap Melody tertawa lebar dan seraya keluar bersama teman lainnya meninggalkan kami berdua.
"Happy Birthday Sendy" Ucap Kak Galih dan menyodorkan sebuah kado dan surat
"Makasih Kak. Apa kakak udah tau semuanya?" Tanyaku heran
"Tentu, Melody sudah menceritakan semuanya. Boleh kakak minta tolong untuk dibuka suratnya ?" Tanya Kak Galih
"Boleh kak" Ku Buka surat yang ada didalam Amplop berwarna merah hati itu. Mataku terbelalak melihat isi surat "MAUKAH KAMU MENJADI PACARKU, SENDY?"
Oh God, semua terasa mimpi. Ternyata Melody gak sejahat yang ada difikiranku. Aku terdiam sejenak.
"Kok gak Dijawab sen?" Tanya kak Galih
"Ini gak bohongan kan Kak?" Aku balik tanya ke Kak Galih. Tiba-tiba dia memegang erat tanganku kembali. Aku terkejut cuma hanya bisa diam..
“Apakah ini mimpi?” Tanyaku dalam hati.
"Masih bilang Kakak bohong? Harus berapa kali lagi Kakak memegang erat tanganmu supaya kamu percaya?" ujarnya.
"Eh, Loh kok gitu. Nggak kak aku percaya kok" jawabku.
"Terus?" Tanya Kak Galih lagi
"Aku mau jadi pacar Kakak" jawabku dengan agak sedikit malu-malu.
Aku bukanlah Secret Admirer nya lagi, Dia nyata untukku bukan sebagai pengagum rahasia lagi. Fikiranku terhadap Melody, harusnya aku gak berfikiran seperti itu. Harusnya aku berterima kasih kepadanya. Dia telah membuat aku dan Kak Galih jadian, dan dia yang udah membuat kejutan ini. "Terima kasih Melody kau adalah sahabat terbaikku" batinku dalam hati.
5 komentar:
bagus banget dah...........
makasih :)
Oke, bagus bngt lah. Sugoi
ini cerita nyata ??
@iqbal Valz : ini cerpen kok :)
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar Sesuka anda :)
Terima Kasih telah berkunjung ^^